Wednesday, July 25, 2007

Cacing

Pria itu terlahir dengan nama Irfan. Namun hampir semua orang di komplek rusun kami memanggilnya Cacing. Mungkin karena postur tubuhnya yang kurus, tinggi sekaligus berkulit kelam. Pagi itu, Pak Engku, tetangga kami tampak kebingungan mencari-cari sesuatu. Pak Gaya, petugas kebersihan yang tengah menyapu segera menghampirinya.
"Nyari apa Pak Engku?"
"Saya nyari Cacing."
"Nanti deh kalo ketemu saya kasih tau" ujar Pak Gaya sambil melanjutkan pekerjaannya.
"Makasih ya.." kata Pak Engku sambil berlalu pulang ke rumahnya.
Beberapa saat kemudian, Cacing melintas di tempat tersebut. Pak Gaya pun spontan memberitahu maksud Pak Engku. Meski terheran karena merasa tidak ada hal penting yang harus dibicarakan, Cacing segera bergegas ke rumah Pak Engku. Sesampai di rumah orang tua tersebut, Pak Engku tengah membersihkan sangkar burung miliknya. Dengan mimik yang serius, Cacing segera menghampiri Pak Engku.
"Pak Engku mencari saya ?"
Namun Pak Engku justru terlihat heran dengan kedatangan Cacing.
"Nggak koq.."
"Lho.. Tadi Pak Gaya bilang Pak Engku nyari saya" jelas Cacing yang kebingungan.
Pak Engku seketika mengetahui apa yang tengah terjadi.
"Ooooo.. tadi saya memang nyari cacing, tapi bukan Cacing kamu. Tapi cacing buat makan burung."
"Kamu mau jadi makanan burung saya!"

4 comments:

Anonymous said...

Hue..hue heheheheh :D:D:D..

Anonymous said...

wakakakakkakakakakhihihihihiihhuuhuhuhuhuhuhuhwakakakkakakakaaa

Anonymous said...

Huahahahahaha ... lo yakin ini kejadian beneran? boleh donk dipinjem buat novel gue .. hihihihihi ...

Anonymous said...

salah nama ?cuihhh